Selasa, 17 Maret 2015

Cerpen”Unforgettable”

Cerpen”Unforgettable”

Terus kupandang wajahnya. Cantik, putih, bersinar… Takkan gue lupakan senyum indah yang menghiasi wajahnya itu. Dan sampai saat ini tak bisa gue lupakan kejadian yang sampai merenggut nyawanya.
Namanya Audy. Saat itu gue sedang mengantarkan Audy ke toilet. Karena gue orang yang agak jail, gue masukan tikus putih ke toilet yang sedang Audy pakai. Ya karena Audy Phobia tikus.
Audy menjerit. “AAAAAaaaaaa, Nindy ada tikus. Tolongin gue Nindy”

Gue hanya tertawa. Dan saat itu Audy naik ke WC. Dan yang terjadi Audy jatuh tersungkur ke lantai.
“GEDEBUG”
Suara apa ya? Gue tengok Audy sudah bercucuran darah di kepala dan kakinya.
Audy segera dibawa ke rumah sakit. Gue gak boleh ikut, karena gue harus belajar.
Gue pun pulang dengan membawa salah. gue belum melihat Audy.

Dan saat esok pagi di sekolah ku dikabarkan teman Audy telah Tiada. Akibat kehabisan darah dan kaki kanan Audy yang patah.
Gue kaget, aku segera ke rumah sakit untuk memastikan itu tidak benar. Tapi sudahlah nasi sudah menjadi bubur. Takkan bisa ku kembalikan lagi seperti semula.
Tak kusangka Audy meninggalkan kami secepat ini. Meninggalkan keluarga, teman dan sahabat mu ini.
Ya Allah Maafkan Aku. Audy Maafin Nindy. Audy…
Gue pun akhir akhir setelah kepergian Audy banyak bengong, ngelamun, diem. Karena gak ada Audy. Dari kecil memang gue bareng bareng, sampai gede gue sama Audy ngekost bareng.
Tak terasa Air mata ku mengalir. Setiap ku memandangnya.
“Nindy”
Suara Cindy memecahkan lamunanku.
“Iya Cin?” Aku menghapus air mataku.
“Lagi ngapain lo? Liat foto Audy lagi? Udahlah Nin, udah 3 tahun lo kaya gini. Mau sampe kapan? Audy sudah pergi Nin. Kalo lo nangis terus, Audy nggak bakal tenang. Audy Cuma butuh Doa yang tulus dari lo dari hati lo” Cindy Nasehatin.
“Maaf Cin, gue terlalu dalam penyesalan gue apa yang gue lakuin ke dia, seharusnya gue gak begitu” Gue pun nangis lagi.
“Ya udah sekarang begini aja. Lo bangun, hapus air mata lo, ganti baju. Abis itu kita jenguk Audy ke makamnya” Ajak Cindy.
“Sekarang?” Tanya gue bloon.
“Taun depan” jawabnya nggak kalah bloon. “Ya sekarang lah onenk”
“Hehehehe..”
Kami sampai di gerbang TPU. Gue turun dengan baju item item. Gue sama Cindy sampai di tempat Audy dimakamin. Gue jongkok. Mohon doa sama Allah. Dengan khusyuk gue berdoa.
Usai berdoa gue taburin bunga ke atas tanah makam Audy. Setelah itu gue cium batu nisan Audy bertanda gue sayang sama dia.
Gue jalan dan Cindy udah di depan.
Gue tengok lagi makam Audy. Dan gue lihat Audy dengan baju putih, cantik dan bersinar sedang berdiri di samping makamnya sambil tersenyum.
Gue pun tersenyum. Mulai sekarang gue berjanji, gak ada tangisan lagi, gak ada bengong bengongan lagi. Dan mulai sekarang gue harus kuat.
Dan sekarang ada Cindy menjadi sahabat terbaik gue. Dia selalu ada disaat gue sedihin Audy. Dia hibur gue, dia bangkitin semangat gue untuk tetap tegar.
Dan mulai sekarang gue berjanji lagi. Takkan ku buat kecerobohan lagi. Kan ku jaga baik baik Cindy. Takkan ku biarkan gangguan apapun menangkapnya. Gue rela gantiin nyawa gue demi dia. Tapi Audy juga gak akan gue lupain. Audy… Cindy… I Love You.

Cerpen Karangan        : Rara Hegira Hazara
Facebook                     : Rara Hegira Hazara




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bobblehead Bunny

Sample Text

Text Widget

About

Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer

Blogger news

Blogger templates

Pages - Menu

Popular Posts