Cerpen”Unforgettable”
Terus kupandang wajahnya. Cantik, putih, bersinar…
Takkan gue lupakan senyum indah yang menghiasi wajahnya itu. Dan sampai saat
ini tak bisa gue lupakan kejadian yang sampai merenggut nyawanya.
Namanya Audy. Saat itu gue sedang mengantarkan Audy
ke toilet. Karena gue orang yang agak jail, gue masukan tikus putih ke toilet
yang sedang Audy pakai. Ya karena Audy Phobia tikus.
Audy menjerit. “AAAAAaaaaaa, Nindy ada tikus.
Tolongin gue Nindy”
Gue hanya tertawa. Dan saat itu Audy naik ke WC. Dan
yang terjadi Audy jatuh tersungkur ke lantai.
“GEDEBUG”
Suara apa ya? Gue tengok Audy sudah bercucuran darah
di kepala dan kakinya.
Audy segera dibawa ke rumah sakit. Gue gak boleh
ikut, karena gue harus belajar.
Gue pun pulang dengan membawa salah. gue belum
melihat Audy.
Dan saat esok pagi di sekolah ku dikabarkan teman
Audy telah Tiada. Akibat kehabisan darah dan kaki kanan Audy yang patah.
Gue kaget, aku segera ke rumah sakit untuk
memastikan itu tidak benar. Tapi sudahlah nasi sudah menjadi bubur. Takkan bisa
ku kembalikan lagi seperti semula.
Tak kusangka Audy meninggalkan kami secepat ini.
Meninggalkan keluarga, teman dan sahabat mu ini.
Ya Allah Maafkan Aku. Audy Maafin Nindy. Audy…
Gue pun akhir akhir setelah kepergian Audy banyak
bengong, ngelamun, diem. Karena gak ada Audy. Dari kecil memang gue bareng
bareng, sampai gede gue sama Audy ngekost bareng.
Tak terasa Air mata ku mengalir. Setiap ku memandangnya.
“Nindy”
Suara Cindy memecahkan lamunanku.
“Iya Cin?” Aku menghapus air mataku.
“Lagi ngapain lo? Liat foto Audy lagi? Udahlah Nin,
udah 3 tahun lo kaya gini. Mau sampe kapan? Audy sudah pergi Nin. Kalo lo
nangis terus, Audy nggak bakal tenang. Audy Cuma butuh Doa yang tulus dari lo
dari hati lo” Cindy Nasehatin.
“Maaf Cin, gue terlalu dalam penyesalan gue apa yang
gue lakuin ke dia, seharusnya gue gak begitu” Gue pun nangis lagi.
“Ya udah sekarang begini aja. Lo bangun, hapus air
mata lo, ganti baju. Abis itu kita jenguk Audy ke makamnya” Ajak Cindy.
“Sekarang?” Tanya gue bloon.
“Taun depan” jawabnya nggak kalah bloon. “Ya
sekarang lah onenk”
“Hehehehe..”
Kami sampai di gerbang TPU. Gue turun dengan baju
item item. Gue sama Cindy sampai di tempat Audy dimakamin. Gue jongkok. Mohon
doa sama Allah. Dengan khusyuk gue berdoa.
Usai berdoa gue taburin bunga ke atas tanah makam
Audy. Setelah itu gue cium batu nisan Audy bertanda gue sayang sama dia.
Gue jalan dan Cindy udah di depan.
Gue tengok lagi makam Audy. Dan gue lihat Audy
dengan baju putih, cantik dan bersinar sedang berdiri di samping makamnya
sambil tersenyum.
Gue pun tersenyum. Mulai sekarang gue berjanji, gak
ada tangisan lagi, gak ada bengong bengongan lagi. Dan mulai sekarang gue harus
kuat.
Dan sekarang ada Cindy menjadi sahabat terbaik gue.
Dia selalu ada disaat gue sedihin Audy. Dia hibur gue, dia bangkitin semangat
gue untuk tetap tegar.
Dan mulai sekarang gue berjanji lagi. Takkan ku buat
kecerobohan lagi. Kan ku jaga baik baik Cindy. Takkan ku biarkan gangguan
apapun menangkapnya. Gue rela gantiin nyawa gue demi dia. Tapi Audy juga gak
akan gue lupain. Audy… Cindy… I Love You.
Cerpen Karangan :
Rara Hegira Hazara
Facebook :
Rara Hegira Hazara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar