Bagi warga kota Tegal yang belum mengetahui apa saja kesenian dan kebudayaan kota Tegal. Berikut saya akan menjelaskan kesenian dan kebudayaan apa saja yang ada di Kota Tegal.
Kesenian dan kebudayaan khas Kota
Tegal, Jawa Tengah
1. Budaya
Meskipun
kota Tegal tidak diakui sebagai pusat budaya Jawa,
namun kesenian di sini berkembang cukup pesat. Berbagai macam diskusi budaya
digelar dengan menghadirkan budayawan nasional dan lokal. Kesenian asli Kota
Tegal adalah tari endel dan balo-balo. Ibu Sawitri merupakan generasi pertama
penari endel. Selain itu, seni sastra dan teater juga juga merupakan andalah
Kota Tegal. Penyair Tegal yang termasuk dalam angkatan 66 adalah Piek Ardijanto
Soeprijadi dan SN Ratmana.
Sementara Widjati digolongkan ke dalam penyair Angkatan '00' (Kosong-kosong).
Kota Tegal tercatat memiliki dua tokoh perfilman nasional yang cukup produktif
yaitu Imam Tantowi (sutradara dan penulis
skenario), dan Chaerul Umam
(sutradara).
Beberapa
teater yang kiprahnya menasional antara lain teater RSPD (Yono Daryono dan Eko Tunas), teater Puber (Nurhidayat Poso),
teater Wong (M Enthieh Mudakir), teater Hisbuma (Dwi Ery Santoso), dan Teater Q (Rudi Iteng). Di bidang musik, tercatat
beberapa nama yang menjadi cikal-bakal lahirnya musik Tegalan yaitu Hadi Utomo,
Nurngudiono, dan Lanang Setiawan.
Keberadaan
Gedung kesenian
(bekas Gedung Wanita) di jalan Setiabudi menjadi wahana ekspresi para seniman
Kota Tegal. Kesenian di kota ini cukup menarik perhatian para peneliti dari
luar negeri, antara lain Richard Curtis (Australia), dan Anton Lucas (Australia,
penulis buku Peristiwa Tiga Daerah).
Pemerintah
Kota Tegal, pada tahun 2008 menganggarkan pembangunan Taman Budaya Tegal
yang dimulai tahun 2009, berlokasi di Jalan Kolonel Sugiyono, satu komplek
dengan Gedung PPIB yang nantinya akan merupakan pusat kesenian Jawa Tengah bagian barat.
Mantu
poci
Mantu
Poci adalah salah satu kebudayaan di wilayah Tegal, dengan acara inti
melangsungkan 'pesta perkawinan' antara sepasang poci tanah berukuran raksasa.
Mantu
poci pada umumnya diselenggarakan oleh pasangan suami istri yang telah lama berumah
tangga namun belum juga dikarunai keturunan. Seperti layaknya pesta perkawinan,
mantu poci juga dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan undangan. Lengkap dengan
dekorasi, sajian makanan, dan beraneka pementasan untuk menghibur para undangan
yang hadir. Tak lupa pula, di pintu masuk ruang resepsi disediakan kotak
sumbangan berbentuk rumah.
Selain
sebagai harapan agar pasangan suami istri segera mendapatkan keturunan, mantu
poci juga bertujuan agar penyelenggara merasa seperti menjadi layaknya orang
tua yang telah berhasil membesarkan putra putri mereka, kemudian dilepas dengan
pesta besar dengan mengundang sanak saudara, dan relasi.
Dewasa
ini Mantu Poci sudah jarang digelar di Tegal. Salah satu repertoar yang diusung
oleh Dewan Kesenian Kota Tegal di Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia
Indah (TMII) tahun 2003 adalah mementaskan drama
berjudul Kang Daroji Mantu Poci, dikemas secara komedi.
2. Budaya dan tradisi
1)
Wayang Kulit
2)
Wayang Golek
3)
Pawai Rolasan
pada tanggal 12 Rabiul Awal
4)
Sedekah Laut
pada bulan Suro
5)
Kirab gotong
Toapekong pada hari ke-15 pada tahun baru Imlek
6)
Tari Endel
7)
Haul Haddad pada
bulan Sya'ban
Di kutip dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tegal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar